JURNAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TARIKH KELAS VII-1 SMP NEGERI 2
 KUTA MAKMUR
Oleh
JUHARIAH
Guru SMP Negeri 2 Kuta Makmur

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) untuk meningkatkan  hasil belajar siswa pada materi tarikh melalui penerapan pembelajaran strategi kooperatif tipe jigsaw , (2) untuk meningkatkan aktivitas siswa pada materi tarikh dan (3) meningkatkan respon siswa terhadap materi tarikh melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sesuai dengan masalah dan tujuan, penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Adapun yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Kuta Makmur, yang terdiri dari 30 siswa, 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Temuan penelitian yang diperoleh yaitu: (1) hasil belajari siswa dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus. Pada pra tindakan hasil belajar siswa menunjukkan skor 73% kemudian meningkat menjadi 80% pada siklus I, terjadi peningkatan 7% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 87%, (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran juga menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I aktivitas siswa menunjukkan skor 71% pada siklus II bertambah menjadi 83%, (3) Respon siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Kuta Makmur terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terkategori sangat positif (3,6) dan aktivitas guru pada penerapan strategi kooperatif tipe Jigsaw pada materi tarikh kelas  VII-1 SMP Negeri 2 Kuta Makmur tergolong baik (86%).

Kata kunci: Pembelajaran,  Kooperatif  Jigsaw.


Pendahuluan
Secara bahasa tarikh berasal dari bahasa Arab, تاريخ artinya tanggal. Maksudnya ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa yang telah terjadi di alam dunia ini, yang biasanya dikaitkan dengan penulisan tanggal terjadinya peristiwa. Istilah tarikh identik dengan sejarah. Tujuan mempelajari sejarah adalah untuk mengambil ’ibrah dari berbagai peristiwa. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Yusuf ayat 111: Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal...” (Q.S. 12: 111).
Ayat di atas memberi penjelasan kepada manusia agar bercermin pada sejarah atau kisah-kisah yang terdahulu sehingga dapat meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad Saw dilahirkan dari kalangan keluarga bangsawan suku Quraisy, yaitu  anggota  Bani   Hasyim. Bani   Hasyim   termasuk   dalam  sepuluh
pemegang jabatan tertinggi dalam masyarakat Mekah. Jabatan ini adalah  siqayah,
yaitu pengurus mata air zamzam untuk dipergunakan oleh para peziarah.
Silsilah keturunan Nabi Muhammad jika ditelusuri akan sampai kepada Nabi Ismail. Ayahnya bernama Abdullah putra Abdul Muttalib, seorang pemuka suku Quraisy yang memiliki pengaruh besar. Pengaruh tersebut bukan karena jabatannya, melainkan karena kepribadiannya. Ibunya bernama Aminah binti Wahhab bin Abdul Manaf.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad dikenal dengan nama Tahun Gajah. Menurut Achmad Wahid dan Masrun (2007: 83) dinamakan tahun Gajah karena pada waktu itu kota Mekah di serang pasukan yang berkenderaan Gajah. Datangnya pasukan Gajah menyerbu Mekah dengan tujuan menghancurkan Kakbah. Pasukan Gajah tersebut dipimpin oleh Abrahah, gubernur Kerajaan Habsyi di Yaman. Abrahah ingin mengambil alih peranan Kota Mekah dengan Kakbah sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab.
Beberapa bulan setelah serbuan tentara Gajah tersebut, Aminah melahirkan seorang anak laki-laki. Ia lahir pada malam menjelang dini hari, Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah yang bertepatan dengan 20 April 571 M. Nabi Muhammad dilahirkan sebagai anak yatim karena ayahnya telah meninggal tujuh bulan sebelum kelahirannya. Waktu itu Abdullah mengikuti rombongan kafilah ke negeri Syam (Suriah) untuk berdagang. Dalam perjalanan pulang, ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia di Yasrib (Madinah).
Setelah mendengar kabar kelahiran cucunya, Abdul Muttalib mendatangi rumah Aminah. Selanjutnya, membawa cucunya tersebut ke Kakbah dan tawaf mengelilingi Kakbah sambil menggendong bayi itu. Bayi tersebut diberi nama Muhammad yang artinya orang terpuji. Nama tersebut terdengar aneh bagi orang-
orang Quraisy ketika itu. Dengan nama tersebut, Abdul Muttalib berharap seluruh
dunia akan memujinya.

Menurut Achmad Wahid dan Masrun (2007: 107) kehadiran Muhammad di tengah-tengah keluarga Halimatus Sadiyah membawa berkah bagi kehidupannya. Kehidupan keluarga tersebut semakin bahagia. Kambing yang mereka pelihara menjadi gemuk-gemuk dan menghasilkan banyak susu. Keluarga ini percaya bahwa anak yang mereka asuh membawa berkah dalam kehidupan mereka.
Setelah Muhammad  tidak lagi  menyusu, ia dikembalikan  kepada ibunya.
Dengan  berat hati, Halimah  mengembalikan Muhammad  ke pangkuan  Aminah
ketika  berumur  empat  tahun. Ketika  Muhammad  berusia enam  tahun, Aminah
menceritakan  tentang  ayahnya  yang telah wafat. Aminah selanjutnya membawa
Muhammad ke makam suaminya ditemani seorang pembantu bernama Ummu Aiman. Setelah berziarah dan mengunjungi beberapa keluarga di Madinah (Yasrib), mereka pun kembali ke Mekah. Dalam perjalanan pulang, tepatnya di Kampung Abwa, Aminah jatuh sakit dan wafat. Muhammad menjadi yatim piatu pada usia enam tahun.
Kerasulan Nabi Muhammad Saw
Muhammad memiliki kebiasaan berkhalwat di gua Hira. Ketika ia sedang tidur dalam gua, datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepada Muhammad, ”Iqra!” ”Bacalah!” Dengan terkejut Muhammad menjawab, ”Saya tidak dapat membaca.” Diulanginya pertanyaan itu sampai tiga kali. Selanjutnya, malaikat itu berkata:

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan mulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-‘Alaq: 1–5)
Setelah Muhammad mengucapkan bacaan itu, malaikat pun pergi.      Demikian halnya Muhammad cepat-cepat meninggalkan gua tersebut. Sejak menerima wahyu pertama itu Muhammad telah diangkat menjadi rasul. Muhammad telah mendapat tugas tertentu dari Allah untuk disampaikan kepada umat manusia.

Misi Nabi Muhammad Saw. Untuk Semua Manusia dan Bangsa.
Sebagai seorang rasul, Nabi Muhammad saw. Menerima wahyu dari Allah
kemudian menyampaikan kepada umatnya. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
tidak hanya untuk golongan atau umat tertentu seperti ajaran Nabi Musa yang hanya berlaku bagi Bani Israil. Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir (khatamul anbiya-') membawa risalah yang berlaku untuk semua manusia dan bangsa. Risalah yang dibawa Nabi Muhammad merupakan rahmat bagi alam semesta sehingga bersifat umum. Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman sebagai berikut:
Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Saba’: 28)
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa ajaran atau misi yang dibawa Rasulullah sebagaiberikut:
  1. Mengajarkan manusia agar bertuhan hanya kepada Allah swt. Ajaran ini disebut ajaran tauhid dan menjadi inti ajaran yang dibawa oleh para rasul.
  2. Menjelaskan  tentang  adanya  hari  kiamat. Pada  hari  itu   manusia   akan
mempertanggungjawabkan semua amal dan perbuatannya. Hal ini mendorong kita untuk berhati-hati dalam menjalani hidup.
3.   Membimbing manusia cara beribadah yang benar kepada Allah (syariat). Nabi Muhammad mencontohkan tata cara beribadah kepada Allah, sedangkan kita cukup meniru yang telah beliau contohkan.
4.   Mengajak manusia agar selalu berakhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela.
5. Menempatkan  manusia   pada  derajat  yang  sama  sehingga  harus  saling
menghormati. Dalam  ajaran  Islam  dijelaskan  bahwa  yang membedakan
derajat manusia ketakwaannya.

Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
            Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (1988: 60)  kata strategi berasal dari kata strategy artinya 1. ilmu siasat, 2. siasat, akal.  Sedangkan menurut Angkoro,R dan A.Kosasih (2007: 125) istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan peperangan. Namun selanjutnya istilah ini digunakan dalam dunia pendidikan, sehingga strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara atau langkah-langkah yang diatur/dipilih oleh pendidik untuk proses materi tertentu yang akan disampaikan kepada siswa sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Menurut Hamalik,Oemar (2008:3) dalam strategi kooperatif tipe jigsaw, para siswa ditempatkan ke dalam tim-tim (kelompok) belajar heterogen beranggota  lima  sampai  enam  orang. Masing-masing  anggota tim bertanggung
awab   untuk   menguasai   salah   satu   bagian    materi   belajar   dan   kemudian
mengajarkan bagian itu kepada anggota-anggota lain di timnya.
Strategi pembelajaran Jigsaw menggunakan struktur tim atau kelompok, yang terdiri dari kelompok-kelompok asal dan kelompok-kelompok ahli. Pemilihan topik pembelajaran biasanya adalah guru, dan siswa memiliki tugas utama menyelidiki atau membahas berbagai materi di kelompok ahli dan membantu anggota-anggota di kelompok asal untuk mempelajari berbagai materi. Misalnya guru menentukan materi pembelajaran sesuai dengan standar isi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Materi pembelajaran hendaknya dibagi kepada beberapa bagian materi yang akan dibahas. Kemudian setiap siswa memilih bagian materi yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Selanjutnya masing-masing mereka membahas materi tersebut di kelompok ahli. Jika telah selesai membahas di kelompok ahli mereka bertanggung jawab untuk mempresentasikan materi tersebut kepada teman-teman anggota di kelompok asal mereka.
Apabila materi pembelajaran sangat banyak, guru dapat memberikan tugas belajar di rumah agar siswa menguasai materi pembelajaran yang akan dipelajari. Dapat juga diperintahkan kepada siswa membaca atau membahas semua materi pembelajaran di kelompok belajar asal/awal agar setiap siswa menguasai secara keseluruhan materi pembelajaran,  kemudian guru membentuk kelompok belajar Jigsaw yang terdiri dari perwakilan kelompok belajar asal/awal. Setiap kelompok belajar Jigsaw ada seorang siswa yang telah mempelajari bagian materi pembelajaran tertentu.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Dimyati dan Mudjiono  (2008: 36)  adalah sebagai berikut:
a.       Kelompok Kooperatif (Awal/Asal)
1)      Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil 5-6 siswa.
2)      Bagikan wacana atau tugas akademik yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
3)      Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana atau tugas yang berbeda dan memahami informasi yang ada di dalamnya.
b.      Kelompok Ahli
1)      Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana atau tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.
2)      Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang  menjadi tanggung jawabnya
3)      Tugaskan bagi semua anggota kelompok untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana dan tugas yang telah dipahami kepada kelompok kooperatif (kelompok awal/asal).
4)      Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok kooperatif (kelompok awal/asal).
5)      Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli.
6)      Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi.

Metodologi   Penelitian.
      Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Kuta Makmur  Kabupaten Aceh Utara, yang beralamat di Jalan Buloh Blang Ara. Sasaran penelitian ini adalah adalah kelas VII-1 semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.    
     Penelitian ini dilaksanakan pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2010/2011, tepatnya tanggal 17 November sampai dengan 1 Desember  20011. Alasan peneliti menggunakan waktu penelitian selama satu bulan, supaya dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan baik. Perlu untuk diketahui bahwa penelitian ini dilakukan satu kali dalam seminggu dengan menggunakan waktu selama 2 jam pelajaran. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena memerlukan beberapa siklus dalam  proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai,seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Selain itu untuk mengetahui hasil belajar siswa juga untuk mengetahui respon tentang penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw.

Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-1  SMP Negeri 2 Kuta Makmur yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari siswa laki-laki 14 orang dan siswa perempuan 16 orang. Subjek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya, yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yaitu siswa, guru dan kolaborator.
1.  Siswa. Untuk  mendapatkan data tentang hasil belajar dalam proses   belajar  mengajar.
2.  Guru yaitu untuk  melihat tingkat keberhasilan  penerapan  strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar  siswa.
3.  Kolaborator yang dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat penerapan penelitian tindakan kelas secara komprehensif, baik dari segi siswa maupun guru.
Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan berpedoman kepada paradigma kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif  digunakan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket dan lembaran hasil observasi. Dan kuantitatif yaitu data hasil belajar yang diperoleh dengan memberi tes.
Cara yang digunakan di dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1.       Observasi
Untuk memperoleh aktifitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, dilakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung oleh kolaborator. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
  1. Tes
Data hasil belajar siswa diperoleh dengan cara memberikan tes.
     Fungsi utama kegiatan pengumpulan data adalah: 1) untuk mengetahui kesesuaian validitas pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan; 2) untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung yang dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan.

 Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah  menggunakan dua indikator yaitu sebagai berikut:
  1. Untuk menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran adalah suksesnya seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah berhasilnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  2. Untuk menunjukkan suksesnya proses belajar mengajar adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dianalisis dengan melihat hasil ketentuan belajar siswa, yaitu seseorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut mencapai nilai standar minimal 75 atau lebih. Sedangkan ketuntasan klasikal dikatakan tuntas belajar apabila di kelas tersebut tercapai 85% siswa tuntas belajar.

Teknik Analisis Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas analisis data dilakukan oleh peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan sesuai dengan jenis data yang diperoleh. Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua jenis data yang dapat dikumpul peneliti yaitu:
  1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar siswa, dan lain-lain.
  2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat hasil belajar siswa). Data kualitatif berupa tes, hasil pengamatan, dan hasil angket.   

Prosedur  Penelitian
                Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pelajaran tarikh melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SMP Negeri 2 Kuta Makmur. Sesuai dengan tujuan penelitian, rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan  penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Tiap siklus terdiri atas tahapan dan langkah pengajaran. Pada tiap akhir tahapan dilakukan refleksi untuk mengetahui hasil pembelajaran dan menentukan hal-hal yang harus diperbaiki dalam tahapan dan siklus berikutnya. Dengan dilakukan refleksi sehingga permasalahannya dapat diatasi dan tujuan perbaikan dapat tercapai.

Rancangan/rencana, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
1.   Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
1)         Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui Kompetensi Dasar (KD) yang akan disampaikan dalam pembelajaran.
2)         Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.
3)         Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
4)         Menjelaskan tujuan dan materi pokok pembelajaran.          
5)         Membuat dan membagi siswa dari 30 siswa ke dalam 6 kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan
1)         Memerintahkan siswa duduk dalam kelompok masing-masing.
2)         Menyuruh  siswa  untuk  membahas sub  materi pelajaran ke dalam 6
kelompok. Setiap  kelompok  akan   membahas  satu   sub  materinya
masing-masing. Adapun sub materi yang akan dibahas  adalah:
a)                            Gambaran Umun Masyarakat Makah dan Quraisy Suku Pedagang.
b)                                              Sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw.
c)                                                Kehidupan Nabi Muhammad Saw pada masa kanak-kanak.
d)                                              Kehidupan Nabi Muhammad Saw pada masa remaja.
e)                                              Pengalaman-pengalaman penting Nabi Muhammad Saw.
3)         Mengadakan evaluasi untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai sub materi pembelajaran yang telah dipelajari setelah menggunakan strategi kooperatif tipe jigsaw.
c. Pengamatan Tindakan
Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan terhadap:
1)         Situasi kegiatan belajar mengajar mengamati tingkah laku siswa dalam kelompok.
2)         Keaktifan siswa dan mencatat keaktifan siswa dalam kelompoknya.
3)         Kemampuan siswa dalam kelompok siswa.
d. Refleksi
1)         Menuliskan data observasi dari tahap pengamatan berkenaan dengan aktivitas siswa berkerjasama dalam pembelajaran.

2)         Menjelaskan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kepada siswa.
Apabila  hasil  penelitian  pada  siklus  I belum  sesuai  dengan  indikator
keberhasilan di atas, maka dilanjutkan dengan  penyusunan rencana untuk siklus berikutnya.
Sebelum menyusun rencana tindakan untuk siklus II, peneliti melakukan diskusi atau evaluasi bersama kolaborator dan siswa untuk membahas pelaksanaan tindakan siklus I. Misalnya membahas kelebihan dan kekurangan pelaksanaan tersebut. Semua  kelebihan  dan  kekurangan  ditulis  untuk  ditindak lanjuti pada
siklus II
Hasil Penelitian
Deskripsi Pra Tindakan.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada tes awal, siswa yang mendapat nilai tuntas (≥74) sebanyak 13 orang (43,33%), sedangkan 17 orang lainnya (56,67%) memperoleh nilai tidak tuntas. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, maka diperoleh skor tertinggi 85 dan nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata adalah 73. Dengan demikian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal adalah 85%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada materi tarikh masih rendah, sehingga peneliti perlu mengulang kembali pada materi pertemuan berikutnya.
Pada akhir pertemuan, guru menugaskan siswa untuk membaca dan mempelajari kembali materi yang sudah diberikan pada pra tindakan kepada siswa. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan memberi salam.

Deskripsi Hasi Tindakan Siklus I
Dapat dijelaskan bahwa, siswa yang memperoleh nilai tuntas pada siklus I saat postes dilaksanakan sebanyak  22 orang (73,33%), yang tidak tuntas 8 orang (26,67%). Dilihat dari hasil tes pra tindakan yang tuntas hanya 13 orang (43,33%) yang tidak tuntas 17 orang (56,67%) terjadi peningkatan sebanyak 9 orang (30%). Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, maka diperoleh skor tertinggi 95 dan nilai terendah 67 dengan nilai rata-rata adalah 80.  Berdasarkan hasil yang didapat berarti siswa belum memenuhi standar ketuntasan klasikal (85%). Hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, namun telah mengalami peningkatan. Atas dasar ini peneliti melanjutkan ke siklus II.

Aktivitas Siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I dapat dilihat pada tabel  berikut ini:

Tabel  Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1
No
Indikator
Siklus 1

Jlh
Rata-rata
%











1
Memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru
99
3,3
8,25
2
Menanggapi pertanyaan/pendapat guru
96
3,2
8,00
3
Menanggapi pernyataan/ pendapat siswa
88
2,9
7,33
4
Mengajukan pertanyaan
95
3,2
7,92
5
Menjelaskan sesama teman/antar siswa
89
3
7,42
6
Bekerjasama dalam kelompok
85
2,8
7,08
7
Menyatakan ide dengan jelas
88
2,9
7,33
8
Perilaku yang tidak relevan
40
1,3
3,33
9
Mendengarkan penjelasan
88
2,9
7,33
10
Menanggapi laporan
88
2,9
7,33

Keterangan: Jumlah : Jumlah total aktivitas dalam siklus 1
                                %     :  Persentase Aktivitas  

Analisis data hasil observasi menggunakan analisis deskripsi persentase. Skor yang diperoleh masing-masing indikator tiap-tiap siswa dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor. Untuk menghitung persentase aktivitas siswa adalah dengan cara membagi jumlah skor aktivitas dengan skor total aktivitas yang dikalikan dengan 100%.


Aktivitas Guru
 Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

No
Indikator
Pengamat
1
Kegiatan Pendahuluan, meliputi:
a. Mengucap salam
b. Berdoa
c. Mengabsen siswa
d. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
e. Melakukan apersepsi
f. Melakukan motivasi

4
3
3
3
3
3
2
Kegiatan Inti, meliputi:
a. Menyajikan materi dan informasi  pelajaran
b. Membangkitkan pengetahuan awal
c. Membagi kelompok
d. Membimbing siswa dalam belajar dan bekerja kelompok
e. Menjelaskan mekanisme pembelajaran kooperatif
f. Melatih keterampilan diskusi kelompok
g. Mengevaluasi hasil kerja siswa
h. Penguasaan  kelas
i. Memberikan penghargaan

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Kegiatan Penutup, meliputi:
a. Melakukan evaluasi
b. Membuat kesimpulan
c. Menutup pembelajaran

3
3
3
             Jumlah
55

Keterangan:
1. Kurang        2. Cukup              3. Baik     4. Sangat Baik         

Berdasarkan data observasi dari pengamat pada tabel 4.4 terhadap pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti diperoleh skor 55 dan skor maksimal 72. Hal ini diperoleh dari jumlah skor seluruh aspek yang diamati dibagi jumlah skor maksimal dikalikan 100 (55 : 72 x 100 = 76%). Dengan demikian persentase nilai rata-rata 76%. Berarti taraf keberhasilan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan observasi pengamat termasuk dalam kategori baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini perlu direfleksi dan membuat rencana tindakan pada pertemuan selanjutnya.

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes akhir pada siswa untuk mengetahui perkembangan kompetensi siswa setelah tindakan pembelajaran dilaksanakan.  Hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No
Nilai
F
Persentase
Keterangan
1
         92-100
7
23,3%
Tuntas
2
         84-91
16
53,3%
Tuntas
3
         75-83
5
16,7%
Tuntas
4
            ≤74
2
6,7%
Tidak tuntas
Jumlah
30
100%



Dari uraian tabel  di atas dapat dijelaskan, siswa yang memperoleh nilai tuntas pada saat tes  siklus II sebanyak 28 orang (93,3%). Yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (6,7%). Dibandingkan dengan siklus I yang tuntas 28 orang (93,3%) berarti sudah meningkat 3 orang (10%). Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, maka diperoleh skor tertinggi 97 dan nilai terendah 70 dengan nilai rata-rata adalah 87. Hal ini berarti siswa sudah memenuhi standar ketuntasan secara klasikal (85%). Oleh karena itu penelitian  sampai pada siklus II saja. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan memberi salam.
                                              

Aktivitas Siswa
Tabel  Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No
Indikator
Siklus II

Jlh
Rata-rata
%
1
Memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru
111
3,7
93
2
Menanggapi pertanyaan/pendapat guru
108
3,6
90
3
Menanggapi pernyataan/pendapat siswa
111
3,7
93
4
Mengajukan pertanyaan
112
3,7
93
5
Menjelaskan dengan sesama teman
100
3,3
83
6
Bekerjasama dalam kelompok
103
3,4
86
7
Menyatakan ide dengan jelas
111
3,7
93
8
Perilaku yang tidak relevan
41
1,4
34
9
Mendengarkan penjelasan
108
3,6
90
10
Menanggapi laporan
110
3,7
92


Analisis data hasil observasi menggunakan analisis deskriptif persentase. Skor yang diperoleh masing-masing indikator tiap-tiap siswa dijumlahkan dengan cara membagi jumlah skor. Untuk menghitung persentase aktivitas siswa adalah dengan cara membagi jumlah skor aktivitas dengan skor total aktivitas yang dikalikan dengan 100%.
                                                         
Aktivitas Guru
Dalam kegiatan proses belajar mengajar pada siklus II ini, guru masih mempergunakan strategi kooperatif jigsaw dan membuat kelompok dengan Dengan diskusi kelompok dapat menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa, sehingga terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa.           

Tabel  Pengamatan Akivitas Mengajar Guru Siklus II

No
Indikator

Pengamat

1
Kegiatan Pendahuluan, meliputi:
a. Mengucap salam
b. Berdoa
c. Mengabsen siswa
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Melakukan apersepsi
f. Melakukan motivasi

4
4
4
3
3
3
2
Kegiatan Inti, meliputi:
a. Menyajikan materi dan informasi pelajaran
b. Membangkitkan pengetahuan awal
c. Membagi kelompok
d. Membimbing siswa dalam belajar dan bekerja kelompok
e. Menjelaskan mekanisme pembelajaran kooperatif
f. Melatih keterampilan diskusi kelompok
g. Mengevaluasi hasil kerja siswa
h. Penguasaan  kelas
i. Memberikan penghargaan

4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
Kegiatan Penutup, meliputi:
a. Melakukan evaluasi
b. Membuat kesimpulan
c. Menutup pembelajaran

3
3
4
         Jumlah
62

Keterangan:                                                         
1.      Kurang            2.   Cukup            3.   Baik         4.   Sangat Baik

Berdasarkan data observasi dari pengamat pada tabel 4.8 terhadap pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti diperoleh skor 62 dan skor maksimal 72. Hal ini diperoleh dari jumlah skor seluruh aspek yang diamati dibagi jumlah skor maksimal dikalikan 100 (62 : 72 x 100 = 86%). Dengan demikian persentase nilai rata-rata 86%. Berarti taraf keberhasilan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan observasi pengamat termasuk dalam kategori baik atau sesuai dengan yang direncanakan.

Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah peneliti jabarkan pada bab sebelumnya, dapat peneliti kemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1.         Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga meningkatkan hasil belajar. Dari 30 orang siswa pada siklus I adalah 22 orang (73,33%) yang tuntas dan sisanya tidak tuntas 8 orang (26,67%). Pada siklus II meningkat menjadi menjadi 28 orang (93,3%) siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas 2 orang (6,7%). Berarti hasil belajar pada siklus II ini mencapai katagori sangat baik.
2.         Respon siswa dalam strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw inipun sangat positif. Melalui hasil angket respon yang diperoleh, diketahui siswa sangat senang dan antusias mengikuti diskusi,  ini menunjukkan bahwa respon siswa terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat positif.























DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Wahid dan Masrun. 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk SMP, Jilid 1.  
                Jakarta: Ganeca Exact.

Angkowo, R dan A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran:  
               Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian. Jakarta: Grafindo.

Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2008. Tiori Belajar dan Pembelajaran, cet. 3.  
              Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
          
Departemen Agama RI. 2006. Al-Quran dan Terjemah. Jakarta: Pustaka Agung  
               Harapan.

Dimyati dan Madjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, cet. III. Jakarta: Rineka  
                 Cipta.


Harahap, Zahrani. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Mata Diklat Fisika Melalui  
                Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Di Kelas X Program  
                Keahlian Teknik Gambar Banguan SMK Negeri 1 Stabat. Medan: Fakultas  
                Teknik Universitas Negeri Medan.

 Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, cet. 1. Cipayung, Gaung Persada Perss.

Kunandar. 2009. Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan  
                  Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT  
                  Grafindo Persada.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar, cet. VIII. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulsilo. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, cet. 2. Yogyakarta: Pustaka Blook  
                Publisher.





































Komentar